Hidupkan Nurani Kita

Minggu, 21 September 2008

Aku, kamu, dia, yang bagus pakaiannya, yang compang-camping pakaiannya, yang bagus rupa parasnya, yang jelek dan buruk tampangnya, selama menetap di bumi Allah di Indonesia tercinta ini adalah rakyat Indonesia. Yang punya jabatan ataupun tidak, yang punya harta berlimpah atau tidak, yang punya keturunan ningrat atau tidak, semua adalah rakyat yang punya hak dan kewajiban sama sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Dengan memiliki hati nurani, yang sesungguhnya telah otomatis dibekalkan oleh Tuhan kepada kita, maka jauhkanlah hal-hal yang hanya akan menimbulkan emosi sosial dalam persaudaraan kita ini. Anda yang berkuasa dan kaya janganlah pamer harta benda dengan terus menerus melintas di jalanan si miskin tanpa mau beramal kepada mereka. Begitu juga anda yang kurang mampu haruslah terus berusaha mengejar harapan dan cita2 supaya tidak selalu tertinggal dengan yang lain, manfaatkanlah apa yang telah Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya, jangan hanya berani meminta tetapi beranilah berusaha kalaupun minta marilah sama2 minta kepada Allah Dzat Yang Maha Kaya, Pemurah dan Penyayang.


Dengan begitu banyak tragedi yang terjadi dinegara tercinta ini, tentunya kita haruslah segera sadar jangan terus menerus bermimpi tanpa mau bangun dan bergerak, betapa kesenjangan yang begitu jauh antara para konglomerat dengan kaum papa belumlah bisa teratasi. Kalau saja kita mau berpikir dengan membantu sesama berarti kita juga telah membantu sesama negeri ini, maka akan banyak Amil yang penuh ikhlas dan kasih mengamalkan pengertian agamanya dalam kehidupan ini, bukan untuk mencari nama, popularitas, menaikkan peringkat dan lain sebagainya pamrih yang tidak ada gunanya bagi Tuhan.

Mengapa manusia tak pernah yakin dengan Tuhan, sudah banyak sekali peringatan2 yang nyata sebagai bentuk terlihat guna di ambil pelajaran bagi yang masih disisakan nafas, berbagai bencana, penyakit menular, birokrasi amburadul, generasi muda yang pecandu, ini semua sesungguhnya adalah peringatan. Mari kita segera berbenah, tolong menolong, bantu membantu, hilangkan perbedaan yang semu, hentikan pertikaian, hilangkan egoisme dan gengsiisme dari jiwa kita, marilah menuju persatuan yang dengan mengharap petunjuk dari Tuhan. Mengapa mesti mempertahankan yang tidak kekal, enakkah rasanya kalau kita menyantap makanan lezat dengan mendengar suara anak kecil menangis kelaparan, suara si buta merintih kedinginan karena tak punya tempat tinggal, desahan nenek tua dengan nafas tersengal karena sakit dan tak mampu untuk berobat, masih bisakah kita tertidur dengan nyenyak dan nyaman. Kalau masih bisa kita bersikap demikian berarti jangan harapkan keadilan sosial akan terpenuhi dalam negeri ini, karena yang ada pastilah seperti sekarang yang kita saksikan tiap hari. Tetapi apabila kita segera berbenah menggalang rasa, satu rasa satu hati tentu bukan iklan buruk yang bakal tampil, tetapi harapan para pejuang yang mempertaruhkan nyawanya demi bangsa, akan terwujud dengan gemah ripah luh jinawi tata tentrem kartaraharja Amiin.


0 komentar:

Posting Komentar