Sineas dari Blok M (Mranggen) Mendunia

Senin, 27 Desember 2010

Pagi ini ada liputan menarik dari Suara Merdeka yang membuat kebanggaan tersendiri, tentang karir seniman bernama Nurman Hakim yang ternyata berasal dari tempat yang tidak asing bagiku yaitu Mranggen. Kalau orang wilayah sekitar biasa menyebut Mranggen City (Kota Mranggen) Semarang Timur, tetapi bagiku Mranggen adalah kota Kecamatan yang ikut administrasi di Kabupaten Demak. Ini hanya sebuah gambaran kecil tentang suasana kota kecil Kecamatan yang kerap sekali dihinggapi kemacetan karena memang menjadi satu-satunya akses dari arah Purwodadi menuju Semarang dengan jarak tempuh tercepat, apalagi di sekitar perbatasan Mranggen-Penggaron banyak industri yang menyerap ribuan tenaga kerja sehingga aktivitas transportasi menjadi ramai padat sementara jalan raya yang ada belum mengalami pembenahan yang memadahi. Itupun masih ada Pasar tradisional yang sangat aktif dan terbilang cukup besar bagi kami warga sekitar dan juga tetangga-tetangga kecamatan, bagi sebagian arek muda menyebutnya dengan istilah Blok M-(Mranggen).

Dari nama kota Kecamatan inilah ada sosok sineas muda berbakat yang ternyata namanya sudah terbang berkeliling ke mancanegara mulai dari Asia, Eropa dan juga Amerika. Untuk Lebih jelas lagi mari kita baca liputannya:



"Suara Merdeka CyberNews. Nama Nurman Hakim asli Mranggen, Demak menjadi pembicaraan ketika film besutannya berjudul 3 Doa 3 Cinta mendapatkan berbagai tanggapan positif dari sineas mancanegara. Film yang bernarasi tentang kehidupan dunia pesantren dari kacamata seorang santri yang didukung sejumlah aktor dan aktris top seperti Nicholas Saputra, Dian Sastrowardoyo, Butet Kertajasa dan Yoga Pratama itu, langsung melambungkan nama jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan mayor penyutradaraan film ini.

Film 3 Doa 3 Cinta bahkan telah mendapatkan script development fund dari institusi film internasional seperti Global Film Initiative (Amerika), Goteborg Film Fund (Swedia) dan Fonds Sud (Perancis). Serta beberapa penghargaan lainnya, termasuk tujuh nominasi Festival Film Indonesia 2008, Grand International Jury Prize di Vesoul International Film Festival (Perancis) 2008 dan Best Film di Jakarta International Film Festival 2009.

Film ini juga lolos seleksi dan diputar di festival-festival film international seperti di Dubai, Goteborg, Pusan, South by South International Film Festival di Norwegia dan Asia Pacific Screen Awards, Australia, dan beberapa festival film berwibawa lainnya.

Teks terbuka "cah ndeso"
Kini, lewat film teranyarnya berjudul Khalifah, apakah Nurman Hakim yang lebih suka menyebut dirinya, "cah ndeso" itu dapat mengulangi catatan prestisiusnya, sebagaimana film perdananya dulu. Sebagai catatan, di film 3 Doa 3 Cinta, 350 ribu penoton mengapresiasi filmnya. "Saya hanya membuat film yang baik yang menurut saya juga baik untuk publik," katanya. Selebihnya, katanya, setelah film usai, dia telah menjadi milik publik, dan menjadi teks yang terbuka untuk dibaca dan dimaknai dari kacamata apa saja.

Dengan catatan yang lumayan panjang bersama Nan Achnas, Hakim tercatat juga telah memproduksi film panjang, dokumenter dan film pendek, antara lain film anak-anak berjudul Bendera yang masuk seleksi di ajang kompetisi Tokyo International Film Festival. Kemudian film The Photograph, yang berco-produksi dengan Orange-Waterland, Salto Films dan Le Petite Lumiere Perancis.

The Photograph yang mengambil lokasi syuting di Kota Tua Semarang telah memenangi The Prince Claus Film Fund, Goteborg Film Fund dan The Swiss Film Fund, dan diseleksi untuk international premiere di Pusan International Film Festival 2007. Dan telah memenangi berbagai festival film internasional termasuk Karlovy-Vary International Film Festival.

Dan sekarang, bersama Frame Ritz yang telah menghasilkan berbagai sinetron serial, film televisi dan miniseri seperti film Rahasia Bintang, dan Kembang Perawan (2009) apakah cah Mranggen itu mampu kembali mengibarkan namanya?"

Semoga para narator yang memajukan negeri ini terlimpah berkah dengan segala ilmunya, sehingga dalam bentuk apapun pengabdian yang diberikan untuk bangsa ini adalah hal-hal posotif yang pantas untuk diteladani.

Sumber Berita: Suara Merdeka

Read more.....

Ikhlas dan Jadi Pemenang

Telah lama juga absen dari dunia blog, kangen dan sekaligus gatal untuk bisa kembali aktif berbasa-basi lewat coretan. Walaupun berat namun harus ku paksakan demi menghidupkan suasana maya yang banyak memberikan inspirasi perjalanan hidup.

Indahnya pagi menantang para insan untuk memperkaya diri baik dengan pekerjaan, olah raga, atau apalah yang penting beraktivitas. Asal tidak memperkaya materi yang melumpuhkan sendi moral. Apalagi sampai menjadi mafiaso segala, waahh..jangan deh.


Bangunan Rohani indah terasa dengan segala pernik-pernik keikhlasannya, biarpun penuh materi keikhlasan akan membawa setiap yang ada pada pemiliknya memberi pada yang membutuhkan, begitupun sebaliknya walau materi tertutup secuil kain tetapi hati tiada merasa ikhlas menerima maka dirinya sendiripun tidak akan diberi rasa nikmat kalau itu bentuknya makanan.

Kalau sekarang kita kembali pada sebuah permainan umpamanya sepakbola, lho kok jauh amaat larinya?? (Maksudnya inikan lagi in)wahai para supporter dan para pemain, olahraga adalah ajang Sportivitas, prestasi bukan segala-galanya mengapa tidak belajar menjadi yang paling sportiv dan berharga diri penuh daripada menjadi kampiun tetapi pecundang??

Lagi-lagi keikhlasan adalah kunci, yuk dengan penuh keikhlasan kita dukung Timnas Indonesia dengan semangat "Netral" (Garuda di Dadaku..............Pasti Menang). Kemenangan yang sesungguhnya adalah yang paling serius memerangi kecurangan dalam meraih prestasi alias menghalalkan segala cara untuk menang. Ayoo...Garuda raih kemenangan sejati pada isi dan bukan bungkusnya!!!

Read more.....