Nasehat Muslimah

Senin, 10 November 2008


Ada hal-hal yang kurang menjadi perhatian kita. Dari Abi Hurairah rasulullah SAW bersabda : “ Tsalaatsun jidduhunna jiddun, wahazluhunna jiddun “. Tiga hal yang sungguh-sungguh itu menjadi benar ( sungguh2), dan CANDA itu menjadi sungguh-sungguh.tiga hal itu adalah : Nikah, Thalaq dan Ruju’.(H.R At Tirmidzi ).

Nasehat Umamah binti Harist kepada putrinya, Ummu Iyas binti ‘Auf pada malam pernikahannya :


Putriku, sesungguhnya engkau telah memisahkan dirimu dari lingkungan yang darinya engkau keluar. Engkau telah meninggalkan lingkungan yang darinya engkau berkembang. Seandainya seorang perempuan tidak membutuhkan seorang suami, karena kecukupan dari orang tuanya, dan juga kebutuhan orang tuanya yang sangat kepadanya, maka engkau menjadi seorang yang sangat tidak membutuhkan seorang suami. Namun perempuan diciptakan untuk lelaki dan baginya lelaki tercipta.”.

Nasehat pertama dan kedua : Engkau harus rendah hati,
senantiasa bersikap menerima apa yang diberikannya padamu, selalu mendengarkan dan taat kepadanya(sepanjang semua itu tidak menyalahi ketaatan kepada Allah ta’ala).

Nasehat yang ketiga dan keempat : hendaklah engkau menjaga kebersihan sesuatu yang kepadanya hidung dan mata suami tertuju. Jangan sampai ia menciummu kecuali engkau dalam keadaan wangi.

Nasehat yang kelima dan keenam. Hendaknya engkau selalu siapkan waktu tidur dan makan baginya, karena akan membuatnya mudah marah.

Nasehat yang ketujh dan kedelapan, hendaklah engkau menjaga hartanya, memelihara kehormatannya dan kehormatan putra putrinya.

Dapat mengurus harta adalah perhitungan yang baik. Dan dapat mengurus anak adalah kemampuan mengatur yang baik.

Nasehat kesembilan dan kesepuluh : Janganlah engkau melanggar perintahnya, jika engkau melanggar perintahnya akan membuat hatinya dongkol, dan janganlah engkau menebar rahasianya, yang pantas engkau simpan, maka jika engkau tebar, engkau tidak bisa menjaga kehormatannya.

Kemudian tidaklah engkau tidak tampak senang dikala ia sedih dan tampak sedih dikala ia dalam keadaan berbunga-bunga. Kebahagiaan bukan ditangan orang lain, tetapi ditangan engkau sendiri.

Wasiat ummu Mu’asyirah pada anaknya tatkala malam pernikahan :

Wahai anakku : Bersiap-siaplah engkau pada kehidupanmu yang baru.
Jadilah engkau istri baginya dan ibu untuknya.
Jadikanlah dirimu menjadi tempat tumpuan disegala hidupnya, seakan-akan engkaulah segala-galanya dalam hidupnya, dunianya.

Ingatlah selalu bahwa setiap lelaki kecil ataupun besar lelaki itu, seringan-ringan perkataan yang harus engkau fahami adalah bahwa jangan jadikan dirinya merasa dengan perkawinannya padamu engkau haramkan/jauhkan seluruh keluarganya. Perasaan ini biarkanlah tumbuh dari dirinya, jangan dari dirimu, karena sesungguhnya ia telah meninggalkan rumah dan keluarganya hanya karenamu, keadaannya sama dengan keadaanmu yang sama-sama telah meninggalkan keluarga dan rumah kalian, perbedaannya kamu perempuan ia lelaki.

Biasanya perempuan lebih lengket pada keluarganya, tapi biasakanlah dirimu akan kehidupan baru ini, jangan kau bebani suamimu menanggung beban keluargamu, dan menjadi tanggungjawabnya.

Wahai anakku, inilah kehidupanmu hari ini dan masa depan. Ayah dan Ibumu adalah masa lalu. Bukan aku mengatakan lupakan kami ayah. Ibu dan saudara-saudaramu, karena bagaimanapun keluargamu tak akan pernah melupakanmu. Bagaimana seorang ibu bisa melupakan anak buah hatinya, tetapi aku meminta padamu cintailah ia, hiduplah bersamanya dan bahagiakanlah hidupmu dan hidupnya bersama-sama.

Akhir kalam : Ketahuilah wahai para suami, para istri
Penikahan adalah suatu hal yang sacral, sebelum/sesudah menikah hendaknya masing-masing tahu apa hak-hak dan apa kewajiban masing-masing pihak.islam telah menetapkan dan mengajarkan semua itu tak ada satu pasanganpun akan didzalimi, karena hukum Allah sangat adil.

Akhir kata dari penulis.


Tanah ini sudah sedemikian tandus, gersang, mengeras, membatu di ujung sana, tanah itu mengepul, berdebu gerimis tak lagi mampu menyegarkan pucuk daun tunas kehidupan,
apalagi menumbuhkan bulir padi atau biji-biji yang sudah lama terkubur di bawah debu-debu berkerak tak ada orang yang mengenang gerimis,

kecuali mereka yang sedang asyik mesum bercengkerama katanya,

gerimis menambah syahdu
gerimis bukan cerita sambikala
gerimis dilupakan atau memang tak mampu menuang botol
ingatan

Dimana rendra, sutarji, chairil, dan teman-temannya mengapa hanya terselip dalam buku-buku cerita memainkan kata-kata

Didalam tanah yang mengerak ini tersimpan bom gempa, dan dari atas batu-batu berjatuhan menimpuk kepala

Seberapa banyakkah kata-kata yang diperlukan untuk menghadapi itu semua,
"berlindung!" cukup,
satu kata selanjutnya..... bukan kata-kata.

Wassalam. Kairo 16 Mei 2005 Rahima (36 thn)

1 komentar:

Riema Ziezie mengatakan...

subhanalloh menjadi nasihat sangat berharga bagi zie...sebelum masa yang dinanti itu Allah SWT takdirkan untukku

Posting Komentar