Musim Dingin

Jumat, 12 Desember 2008


Pagi telah mendayung sampai ketengah, kurasakan siang yang begitu panjang. Meskipun layar yang terkembang tak seindah biasanya, lautan hari ini tetap tersenyum, seiring keanggunan rintik hujan bulan desember. Seperti biasa melahap hari penuh makna, tak berbeda dengan suasana kali ini.

Mungkin seperti roda mobil itu, yang terus terpampang seperti lukisan yang bergerak monoton. Kearah mana aku memarkir pikiran menggugah lamunan supaya berarti belum juga ku mengerti. Karena aku kali ini begitu terpana, suara merdu para peminta, tetapi Alhamdulillah ku masih diberi kesempatan memberi tetapi tak banyak, semangat ya...hanya semangat untuk mereka yang rajin membagi pahala dengan sesama. Terima kasih kawan, kau mau menerima.


Di tengah lautan hari, terkadang tak mengerti arah juga, inilah kerepotannya bukan peramal. Seandainya ku peramal, pasti ku carikan hiasan terindah penghuni negeriku, agar setiap susah yang didapat para saudaraku terasa ringan melihat buku ramalanku. Hanya melihat saja.

Sampai saat inipun ku masih cemas, tawa yang ku genggam rapat erat dan letaknyapun tidak sembrono, di kalbu, sontak sirna tertiup angin sepoi para pengendali kuasa. Betapa mendaki tuk hangatkan badan ini, surya hanya untuk lapisan awan. Dingin memang, aneh sungguh bahagia kita selalu bersama lara kelana.


Read more.....