Cermin Kepedulian Berbangsa

Minggu, 21 September 2008


Perbedaan bukan berarti tak bisa saling untuk berbagai. Vihara Buddhagaya Watu Gong Semarang kemarin membagikan bingkisan Lebaran kepada sekitar 720 warga kurang mampu di sekitar lokasi atau wilayah Kecamatan Banyumanik.

Pembagian bingkisan yang berisi 10 jenis kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng dan mi instan ini berlangsung tertib. Mulai dari pintu masuk, warga yang akan menerima bingkisan sudah di seleksi, yakni yang memiliki kupon. Kupon tersebut sebelumnya sudah dibagikan oleh pengurus pemerintahan setempat.


Selain itu, penerima kupon adalah yang benar-benar membutuhkan dan kondisi ekonominya memang kurang mampu. ’’Saya berharap semuanya sabar, jangan tergesa-gesa, semua pasti dapat bagian,’’ ungkap ketua Yayasan Vihara Buddhagaya Watu Gong, Halim Wijaya, di aula serba guna tempat ibadah tersebut dengan pengeras suara.

Masyarakat yang antre pun mematuhi dan dipanggil sesuai nomor urut. Lantaran tertib, tak lebih dari satu jam bingkisan ludes dibagi. Menurut Halim, kegiatan ini sudah dilakukan kali kedua setiap Lebaran. Bahkan, untuk tahun ini jumlah bingkisan yang dibagi lebih banyak, tahun lalu hanya 500 bingkisan.
’’Bingkisan ini adalah sumbangan dari para pengusaha yang peduli kepada sesama. Selain itu, sebagai wujud kepedulian Vihara kepada masyarakat sekitar agar bisa merayakan Lebaran,’’ jelasnya.

Dia mengatakan, Vihara yang berlokasi di depan Kodam IV Diponegoro ini, selain tempat ibadah umat Budha, juga memosisikan diri sebagai tempat berbagi, sarana pendidikan dan lokasi wisata religius di Semarang.
Sumber : Suara merdeka


Read more.....

Hidupkan Nurani Kita

Aku, kamu, dia, yang bagus pakaiannya, yang compang-camping pakaiannya, yang bagus rupa parasnya, yang jelek dan buruk tampangnya, selama menetap di bumi Allah di Indonesia tercinta ini adalah rakyat Indonesia. Yang punya jabatan ataupun tidak, yang punya harta berlimpah atau tidak, yang punya keturunan ningrat atau tidak, semua adalah rakyat yang punya hak dan kewajiban sama sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Dengan memiliki hati nurani, yang sesungguhnya telah otomatis dibekalkan oleh Tuhan kepada kita, maka jauhkanlah hal-hal yang hanya akan menimbulkan emosi sosial dalam persaudaraan kita ini. Anda yang berkuasa dan kaya janganlah pamer harta benda dengan terus menerus melintas di jalanan si miskin tanpa mau beramal kepada mereka. Begitu juga anda yang kurang mampu haruslah terus berusaha mengejar harapan dan cita2 supaya tidak selalu tertinggal dengan yang lain, manfaatkanlah apa yang telah Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya, jangan hanya berani meminta tetapi beranilah berusaha kalaupun minta marilah sama2 minta kepada Allah Dzat Yang Maha Kaya, Pemurah dan Penyayang.


Dengan begitu banyak tragedi yang terjadi dinegara tercinta ini, tentunya kita haruslah segera sadar jangan terus menerus bermimpi tanpa mau bangun dan bergerak, betapa kesenjangan yang begitu jauh antara para konglomerat dengan kaum papa belumlah bisa teratasi. Kalau saja kita mau berpikir dengan membantu sesama berarti kita juga telah membantu sesama negeri ini, maka akan banyak Amil yang penuh ikhlas dan kasih mengamalkan pengertian agamanya dalam kehidupan ini, bukan untuk mencari nama, popularitas, menaikkan peringkat dan lain sebagainya pamrih yang tidak ada gunanya bagi Tuhan.

Mengapa manusia tak pernah yakin dengan Tuhan, sudah banyak sekali peringatan2 yang nyata sebagai bentuk terlihat guna di ambil pelajaran bagi yang masih disisakan nafas, berbagai bencana, penyakit menular, birokrasi amburadul, generasi muda yang pecandu, ini semua sesungguhnya adalah peringatan. Mari kita segera berbenah, tolong menolong, bantu membantu, hilangkan perbedaan yang semu, hentikan pertikaian, hilangkan egoisme dan gengsiisme dari jiwa kita, marilah menuju persatuan yang dengan mengharap petunjuk dari Tuhan. Mengapa mesti mempertahankan yang tidak kekal, enakkah rasanya kalau kita menyantap makanan lezat dengan mendengar suara anak kecil menangis kelaparan, suara si buta merintih kedinginan karena tak punya tempat tinggal, desahan nenek tua dengan nafas tersengal karena sakit dan tak mampu untuk berobat, masih bisakah kita tertidur dengan nyenyak dan nyaman. Kalau masih bisa kita bersikap demikian berarti jangan harapkan keadilan sosial akan terpenuhi dalam negeri ini, karena yang ada pastilah seperti sekarang yang kita saksikan tiap hari. Tetapi apabila kita segera berbenah menggalang rasa, satu rasa satu hati tentu bukan iklan buruk yang bakal tampil, tetapi harapan para pejuang yang mempertaruhkan nyawanya demi bangsa, akan terwujud dengan gemah ripah luh jinawi tata tentrem kartaraharja Amiin.


Read more.....

Upaya Menutup Keserakahan Jiwa

Senin, 15 September 2008

Dalam kita kenang sesuatu yang begitu berarti dalam hidup kita, waktu yang terus menerus bergulir akhirnya akan membawa kita kepada tempat yang sangat pantas buat kita dengan bergantung atas apa yang kita lakukan sepanjang hayat kita. Selagi kita masih berdiam di bumi Allah ini kita tidak usah heran seribu gelengan, mengapa yang sudah cukup kondisi kehidupannya, begitu bertambah cukup sehingga disebut sebagai orang2 kaya, dan yang sudah susah makin bertambah payah sehingga bagi yang punya empati akan bilang sangat mengenaskan. Beginilah alur kehidupan yang semu, beginilah kefanaan dunia, dan beginilah mata lahir bisa melihat. Tetapi tidak akan berefek bagi insan2 yang penuh gelimang rahmat, tiada peduli dalam keadaan apapun dia berada, baik cukup, enak, sengsara, kaya, sehat, sakit, miskin, dan lain sebagainya dia tetap tegar dengan genggaman iman dalam kalbunya sebagai penuntun dan cahaya hidupnya.


Jalan kehidupan sangatlah panjang, tidak terbatas hanya dunia saja, namun akan lebih melelahkan bagi yang lelah dalam beramal, dan menjadi nikmat tak terhenti bagi yang terus berjuang dengan iman. Itulah kehidupan setelah dunia, karena memang itulah kehidupan abadi. Dengan berpikir bahwa apa yang kita miliki di dunia ini adalah benar2 milik kita yang kekal, maka sesungguhnya kita telah termakan keserakahan jiwa yang mengakibatkan terkikisnya keimanan kita kepada Allah Rabb Al-Izzati. Dan dengan serta merta mengkultuskan bahwa kalau kita menghamba kepada-Nya maka kehidupan duniawi kita akan sempurna secara lahir, itu berarti terbukti akan sindiran Allah di dalam kitab-Nya yang suci bahwasanya apabila datang kekayaan menghampiri manusia maka dia akan berkata bahwa Tuhan sangat menyayangi mereka, dan apabila kemiskinan yang melanda merekapun bilang Tuhan tidak menyayangi mereka. Ini suatu bukti bahwa manusia sesungguhnya hanya mau sesuatu yang enak2 saja, tanpa sadar dengan bersikap demikian berarti dirinya telah rugi yang teramat sangat.

Muttaqin adalah bentuk lahir dari sebuah sifat yang sangat di muliakan Tuhan, guna mengcover ruang gerak keserakahan jiwa tersebut,dan untuk menjadi Muttaqin seseorang tentunya haruslah berdasar pada sifat Taqwa, dan untuk bersifat ini tentu kita harus berlatih dengan sabar, ikhlas dan menerima, atas apa yang Allah amanatkan pada kita baik berupa anak, istri, suami, hartabenda, jabatan, dan lain sebagainya dengan terus bertanggungjawab smpai tiba amanat itu benar2 telah kembali kepada-Nya. Apabila memang kita mampu menjalankan sifat taqwa tersebut, InsyaAllah godaan sebesar apapun, ujian seberat apapun baik berupa apapun, nantinya Allah pasti akan memberikan jalan terbaik dengan menjaga diri kita sehingga termasuk orang-orang yang mendapat kemuliaan dan karunianya, bukan hanya di dunia tetapi lebih pada kehidupan nanti di hari kemudian(akherat). Amiin.

Akhirnya dengan terus berusaha berbakti kepada Tuhan Yang Maha Mulia, mari kita benar2 jaga amanat yang telah ada pada kita sebaik2nya, biarlah berat, susah, letih, jenuh, sakit tetapi itulah sesungguhnya iman kita yang membahana, bukankah dalam tiap tahun siswa2 itupun di uji oleh sang guru untuk terus di uji sebagai peningkatan pengetahuannya agar bisa dikatakan bahwa tahun ini anda sudah naik ke kelas ataupun peringkat sekian, kalau tanpa ujian mustahil akan dapat di ketahui sejauh mana keadaan seseorang itu mampu atau tidak. Dengan pengharapan kalbu terbuka untuk urusan kebaikan dan terhindar dari segala penyakitnya marilah terus membiasakan dengan sifat2 baik dan mulia, selalu menjaga diri dan saudara2 kita seiman sekeyakinan supaya cahaya hidup kita terus bersinar dan tak akan redup.


Read more.....

Makna Puasa

Senin, 01 September 2008

Tanpa terasa 1 Ramadhan 1429 H telah menghampiri kita, namun kita yang kedatangan bulan mulia ini masih terus saja mendiamkannya. Betapa tidak, meski dengan niat di malam hari untuk puasa tapi lidah dengan seenaknya menggunjing sesama tanpa ampun, mata yang masih diberi kenikmatan oleh Allah SWT sebagai penglihat dipersilahkan memandang apa saja yang membangkitkan syahwat, dan masih banyak lagi sesuatu yang harusnya kita namakan menahan sebagai bentuk menghormati tamu mulia ini malah kita cuekin saja.


Sahabat saudaraku dan temanku sekeyakinan, ini adalah permulaan dari kita belajar hidup. Mari terjemahkan ramadhan sebagai jalan hidup selepas bulan suci ini berlalu, mari bersama-sama karena Islam sangat menganjurkan persatuan. Dan bukankah pepatah mengatakan "ringan sama dijinjing berat sama dipikul" insyaAllah kalau begitu keadannya maka akan sangat indah sekali kehidupan ini.
Sahabat saudaraku dan temanku sekeyakinan, seribu kebaikan sedang menanti kita sebagai Rahmat dari Tuhan Yang Maha Tunggal yaitu Allah SWT, janganlah kita sia-siakan karena Tuhan tidak akan rugi meski manusia di seluruh alam ini tidak mau menerima Rahmat-Nya, dan bahkan kita sendiri yang akan teramat sangat rugi dengan lepasnya seribu kebajikan ini.
Saudaraku yang penuh iman, dalam lapar mari kita ingat banyak saudara kita yang lapar, dahaga, kekurangan dan masih banyak lagi masalah yang melanda mereka, jangan kita menjadikan lapar di siang hari balas dendam dengan makanan pada malam harinya. jadikanlah rezeki halal dari Allah sebagai ajang toleransi dan murah hati kita kepada sesama yang membutuhkan. Mari kita jadikan puasa kali ini penuh dengan makna ibadah, taqwa, solidaritas, belajar, memahami, saling mengerti dan selalu mengambil hikmah atas apa yang sedang kita jalankan.
Saudaraku yang di Rahmati Allah mari kita doakan juga negeri ini supaya selalu aman, damai sentausa lahir dan bathin dengan karunia pemimpin yang adil, jujur, bertanggungjawab, memikirkan rakyat terlebih dahulu dari pada pribadi dan keluarganya, serta cepat menyesali kesalahan-kesalahannya dan bertaubat atas tindakan salah yang terlanjur dilakukan. Amiin. Selamat menunaikan ibadah puasa semoga pribadi kita lebih baik pada saat yang akan datang, dan jiwa raga kita berpuasa dihadapan Rabb yang Maha Agung.


Read more.....